Kisah TGB Dilarang Pulang Ibunya Saat Menimba Ilmu di Mesir
Gubernur NTB Tuan Guru Haji (TGH) Muhammad Zainul Majdi mengungkapkan peran penting sosok ibu dalam perjalanan hidupnya. Semasa menimba ilmu di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, sejak 1991 hingga 1997.
Selama periode tersebut, Tuan Guru Bajang (TGB) mengaku heran dengan sikap ibunya, yang berbeda dengan para orang tua rekan-rekannya. "Umi (ibu) kirim surat hanya dua kali. Isinya pun sederhana, rajin belajar," kata TGB saat dialog interaktif di Universitas Tidar, Magelang, Jawa Tengah, Ahad (14/5).
Sang umi, lanjut TGB, juga sangat jarang menelepon dan melarang dia kembali ke Tanah Air sebelum benar-benar menyelesaikan studinya. TGB menilai, perlakuan ini jauh berbeda dengan apa yang didapat teman-temannya di Kairo, yang sering ditelepon ibunya serta pulang ke Indonesia hampir setiap tahun.
Hingga pada akhirnya, setelah kembali ke Pulau Lombok, TGB menanyakan langsung kepada ibunya tentang hal ini. "Umi, dulu waktu tiang (saya) di Mesir, kenapa tiang dilarang pulang setiap tahun, kenapa hanya kirim surat dua kali isinya juga sama, rajin belajar," tanya TGB.
Ibunya pun menjawab, apa yang paling berharga untuk seorang anak dari ibunya selain doa. Meski jarang berkomunikasi, sang ibu mengaku tidak pernah putus mendoakan anaknya yang sedang berjuang di negeri orang. "Kalau ada pencapaian baik saya, selain karena karunia Allah SWT, itu juga berkat doa umi yang bentengi saya," ungkap TGB.
TGB berhasil meraih gelar doktor untuk ilmu yang sangat tergolong sulit, yakni tafsir Alquran. Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Wathan ini juga dikenal sebagai penghafal Alquran.
Selama periode tersebut, Tuan Guru Bajang (TGB) mengaku heran dengan sikap ibunya, yang berbeda dengan para orang tua rekan-rekannya. "Umi (ibu) kirim surat hanya dua kali. Isinya pun sederhana, rajin belajar," kata TGB saat dialog interaktif di Universitas Tidar, Magelang, Jawa Tengah, Ahad (14/5).
Sang umi, lanjut TGB, juga sangat jarang menelepon dan melarang dia kembali ke Tanah Air sebelum benar-benar menyelesaikan studinya. TGB menilai, perlakuan ini jauh berbeda dengan apa yang didapat teman-temannya di Kairo, yang sering ditelepon ibunya serta pulang ke Indonesia hampir setiap tahun.
Hingga pada akhirnya, setelah kembali ke Pulau Lombok, TGB menanyakan langsung kepada ibunya tentang hal ini. "Umi, dulu waktu tiang (saya) di Mesir, kenapa tiang dilarang pulang setiap tahun, kenapa hanya kirim surat dua kali isinya juga sama, rajin belajar," tanya TGB.
Ibunya pun menjawab, apa yang paling berharga untuk seorang anak dari ibunya selain doa. Meski jarang berkomunikasi, sang ibu mengaku tidak pernah putus mendoakan anaknya yang sedang berjuang di negeri orang. "Kalau ada pencapaian baik saya, selain karena karunia Allah SWT, itu juga berkat doa umi yang bentengi saya," ungkap TGB.
TGB berhasil meraih gelar doktor untuk ilmu yang sangat tergolong sulit, yakni tafsir Alquran. Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Wathan ini juga dikenal sebagai penghafal Alquran.
Tulis Komentar Anda!